Oleh : Anita Juni Yanti
Pengertian moral ini secara tegas juga
disampaikan oleh Imam Al-Ghazali, yaitu Budi Pekerti (moral/akhlak) ibarat dari
perilaku yang sudah menetap dalam jiwa yang dapat melahirkan perbuatan yang
mudah dan gampang tanpa perlu pemikiran dan pertimbangan.
Moral dalam Islam adalah Al-Qur’an dan Hadist, serta hasil
pemikiran para ulama dan filosof
sebagaimana firman Alla SWT dalam surat Al-Qalam ayat 4.
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ
“Dan
sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”.
Salah satu
permasalahan besar pada kehidupan masyarakat bahkan para intelektualitas sekalipun
adalah ketika nilai-nilai ke-islaman sudah tidak bersemayam di lubuk hatinya
lagi, ketika nilai akidah hanya sebuah sejarah, dan Islam hanyalah dijadikan
identitas agama. Inilah permasalahan dekadensi moral.
Keadaan umat Islam pada
perkembangan sekarang sedang mengalami kemerosotan, terutama di kalangan kaula
muda, pelajar bahkan para intelektualnya sendiri, dimana mereka adalah harapan
Islam di masa depan. Disinilah yang menjadi tugas kita bersama dalam
membangkitkan kembali jiwa Islam yang hampir saja punah, karena tanpa kita
sadari, para Intelektual di era globalisasi ini dihadapkan dengan berbagai
godaan dan rayuan, yang membuat mereka jauh dari nilai-nilai ke-Islaman.
Gaya hidup yang hedonisme kini
merasuk dalam sukma panji-panji pemuda Islam, penyimpangan demi penyimpangan
kian giat dan gigih dikibarkan oleh para intelektual, bahkan hanya membedakan
antara yang halal dan samar sudah menjadi sesuatu yang tabu. Melihat
pemasalahan yang kian hari semakin kompleks, sudah saatnya kita membangkitkan
kembali nilai-nilai ke-islaman, apalagi kampus yang sedang kita emban bersama
adalah kampus islam. Sebuah kampus yang seharusnya menjadi contoh untuk kampus
lain dalam menjalankan nilai-nilai ke-islaman tersebut, namun sayang,
nilai-nilai ke-islaman tersebut bahkan belum menjiwai para intelektual di
kampus ini.
Jika dekadensi moral telah menyebar
pula dikalangan mahasiswa sebagai harapan masa depan bangsa ini. Jika mahasiswa
yang merupakan jembatan penghubung antara realita dan idealita terjangkit
dekadensi moral, bagaimana nasib masa depan bangsa ini? Hal inilah yang menjadi
tugas utama kita semua.
Apapun fenomena yang terjadi saat ini, pastilah ada sebab
dan akibatnya, begitu pula dengan dekadensi moral yang kian hari terjadi tanpa
ada solusi yang kongkret untuk memperbaikinya. Dekadensi moral yang terjadi di
kalangan mahasiswa ataupun kaum pelajar lainnya adalah yang kita kenal dengan
lima F diantaranya ;
1.
Food (Makanan)
Salah satu penyebab terjadinya
dekadensi moral pada jiwa mahasiswa adalah Food atau makanan. Aneka ragam model
makanan disajikan seringkali membuat kita lupa hukum dari makanan yang disajikan. Apakah halal
atau haram ?
2.
Fun (Hiburan)
Di Era Globalisasi ini, banyak
pelajar bahkan mahasiswa yang masih mengkiblat pada dunia Barat. Para mahasiswa
yang mengekor akan budaya luar mempengaruhi gaya hidup ke-Timuran. Hedonisme
kini menjadi identitas sendiri pada jiwa-jiwa mahasiswa Islam.
3.
Fashion (Model)
Gaya berbusana yang seringkali
digunakan para pelajar atau mahasiswa Islam sudah jauh dari nilai-nilai
keislaman. Trend baju saat ini dengan memakai pakaian yang mini dan ketat, dan
membuat mereka seakan bangga menjadi demikian. tentu saja hal ini yang menjadi
akar munculnya dekadensi dimana-mana. terbukti angka pemerkosaan yang semakin
tinggi, fenomena hamil di luar nikah seakan menjadi hal yang tidak tabu lagi,
angka aborsi pada kalangan muda-mudi terus bertambah, free sex, narkoba,
minuman keras.
4.
Film
Film yang sudah masuk ke dalam
dunia hiburan, seringkali membuat para pelajar atau mahasiswa Islam
mengikutinya. Fenomena lainnya yang sering dipertontonkan para pelajar atau
bahkan mahasiswa saat ini adalah kemesraan yang tidak sewajarnya, mereka
menonton film yang seharusnya tidak mereka lihat secara vulgar yang banyak
ditemui hampir di setiap tempat, para pelajar yang sedang di mabuk asmara
saling memperlihatkan memperlihatkan
kemesraan mereka di depan publik. Dan mereka seakan tidak mengerti lagi apa itu
kesopanan dan norma yang berlaku di tempat tinggal mereka. Sehingga identitas
budaya sendiri menjadi hilang.
5.
Football
Dan salah satu faktor F lainnya
adalah Football, fenomena dari Football itu sendiri sudah sangatlah jelas, jika
kita lihat setiap kali ada event sepak bola, banyak terjadi kekacauan dari para
pendukungnya.
Selain faktor
F lima tersebut, terdapat pula beberapa faktor penting yang mempunyai pengaruh
dalam dekadensi moral di tanah air kita pada tahun-tahun terakhir ini ialah :
a.
Kurangnya pembinaan mental
Seperti yang telah kita ketahui bahwa dalam
diri setiap orang ada dorongan, keinginan dan kebutuhan yang kadang-kadang
bertentangan dengan nilai moral. Orang yang gelisah itu tidak akan mampu
menghadapi kebutuhan yang baik, apabila ia dari kecil tidak terlatih
mengendalikan keinginan dan kebutuhan yang berlawanan dengan nilai moral
tersebut.
Orang yang tidak pernah mendapatkan pendidikan
agama, tidak akan mengetahui nilai moral yang perlu dipatuhinya dengan suka
rela dan mungkin tidak akan merasakan apa pentingnya mematuhi nilai moral yang
pasti dan dipatuhi dengan ikhlas.[1]
b.
Kurangnya pengenalan terhadap nilai
moral Pancasila
Apabila pancasila telah dimengerti dan didudukkan dalam fungsi
pengendali tingkah laku dan kebijaksanaan setiap orang, maka pelaksanaan nilai
moral dari pancasila itu dalam hidup harus dimengerti dan diketahui.[2]
Sampai sekarang, para pelajar masih belum dapat mengaplikasikan nilai moral
dari pancasila itu.
c.
Kegoncangan suasana dalam
masyarakat
Keadaan sosial
pun tidak dapat dikatakan stabil, mulai dari rumah tangga, sampai keluar,
kemasyarakat ramai, kita mendengar hal yang menggelisahkan dan mencemaskan.
Disana sini terjadi pengacauan, penodongan, penipuan dan lain sebagainya yang
membuat orang cukup gelisah.[3]
Oleh sebab itu, faktor kegoncangan dalam masyarakat juga merupakan permasalahan
dekadensi moral.
d.
Kurang jelasnya hari depan di mata
anak muda
Apabila anak
muda yang penuh semangat ini. Tidak mendapat saluran yang wajar dan bimbingan
yang sesuai dengan bakat dan kemampuannya, maka mereka akan mengalami
kegelisahan batin yang menyebabkan kelaukan dan tindakan mereka kadang-kadang
sangat ekstrim dan sukar dikendalikan.
e.
Pengaruh kebudayaan asing
Pengaruh
kebudayaan asing merupakan faktor yang sangat besar dalam dekadensi moral yang
terjadi di era globalisasi saat ini. Serangan dan wabah kerusakan moral yang
masuk bersama kebudayaan asing yang bertentangan dengan jiwa pancila itu, mudah
menyerang dan menimpa masyarakat kita yang memang sedang mengalami kegoncangan
jiwa dan kehilangan ketentraman batin. Hal ini akan menjadikan masyarakat
bahkan kaum terpelajar mengalami demoralisasi (kemerosotan moral).
Salah satu fenomena yang sangat
mempengaruhi dekadensi moral adalah informasi dari berbagai media tanpa di
filter yang baik dan yang buruknya, sehingga membuat para terpelajar tidak
memilahnya terlebih dahulu. Sangatlah ironis yang
melanda para pelajar adalah banyak nya pelajar yang megikuti budaya luar
seperti budaya korea (k-pop). Hal yang di khawatir kan sekarang adalah mulai
berkurangnya rasa nasionalsime para pelajar di karena kan masuknya budaya luar
yang lebih menarik. Dekadensi moral di mulai dari hal yang kecil dari mulai
cara berpakaian,berbicara,tradisi yang tidak sesuai dengan kepribadian leluhur
budaya Indonesia dan bahkan dapat mengurangi keimanan dan berpindah agama hanya
karena ingin mengikuti trend yang sudah di dapat dari budaya luar.
Studi Kasus
Salah satu
studi kasus dari dekadensi moral....
Di dalam suatu lingkungan yang sedang
mengalami krisis psikologis dan moral, yang diakibatkan oleh adanya gelombang
materialisme yang sangat besar, dimana kekayaan dan bukan moralitas yang
menjadi patokan kehormatan dan penghargaan, tidak ada sistem pendidikan,
meskipun telah berkembang dan tersebar, yang dapat menyuburkan dan meningkatkan
moral dan spiritual dari masyarakat. Golongan terpelajar, para guru dan
ahli-ahli pikir yang menempati kedudukan penting di universitas telah tersapu
oleh arus materialisme yang sangat kuat, mereka bagaikan potongan-potongan
daging cacah di dalam garam yang dengan segera larut dan menyatu dengannya.
Oleh karena itu tidak sepatutnyalah kalau kita menutup mata dari gelombang
pasang materialisme yang begitu kuat menerjang segala sesuatu yang
menghalanginya. Dalam keadaan beginilah perlulah kita melakukan pemikiran yang
lebih sungguh-sungguh tentang penyakit-penyakit yang menjadikan bangsa Muslim
lemah dan lumpuh.[4]
Hal inilah yang menjadi tugas kita bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar